Prolog
Malam telah cukup larut waktu aku mengontak coach Robert lewat whatsapp. Kadang, meski aku selalu berusaha terlihat bersemangat, bergembira, dan easy going, adakalanya jika sedang lelah, segala pikiran positif rasanya menguap entah kemana. Aku pernah mendengar bahwa malam bisa sangat membahayakan akal dan pikiran, dan itu benar. Dipi : Babang... Coach : Yaya Dipi : Adakah dalam hatimu... meski sedikit saja.. bahwa kau percaya aku bisa lebih baik lagi pencapainnya dalam panahan? Coach : "Waduh nanyanya Dipi : Atau kemampuanku memang segini saja? Coach : Percayalah pada kemampuanmu, Nak. Bukan dari kata orang. Dipi : Baiklah. aku percaya padamu. Percaya bahwa aku percaya pada diriku sendiri. Coach : Karena semua kan kembali pada ketekunan berlatih. Nah, pertanyaannya : ada pengorbanan tidak untuk mencapai itu. Pengorbanan dan usaha. Kalo cuma aku yang percaya, tapi kau nya tidak percaya, apa hasilnya? Kalo aku percaya, kau tak pernah berlatih, apa hasilnya? Dipi : Bet